Jakarta -
Saat ini pemerintah memang belum memutuskan akan menggunakan instrumen
stiker elektronik (non IT) atau smart card (IT) terkait pembatasan BBM
subsidi.
Namun sebagai gambaran, teknologi smart card memiliki
proteksi yang tinggi terhadap penyelewengan penggunaannnya terkait
pembatasan BBM subsidi.
Dirut Sucofindo Arief Safari mengatakan
teknologi smart card pembatasan BBM subsidi tak bisa berfungsi jika
disalahgunakan. Sehingga jangan harap, ada pihak yang mencoba
memanipulasi teknologi canggih ini.
"Smart card akan ditempatkan
di dashboard mobil, di dalamnya ada data informasi kendaraan, termasuk
soal penjatahan BBM, apakah harian dan mingguan. Nah, kalau ada yang
dicabut akan rusak, jadi prinsipnya sekali tempel kalau dipindahin akan
rusak. Ini untuk mengantisipasi disalahgunakan kartu itu," kata Arief
kepada detikFinance, Jumat (13/4/2012)
Ia
menjelaskan secara umum persiapan teknologi pengendali BBM subsidi baru
bisa efektif digunakan untuk kawasan Jabodetabek memerlukan waktu 2-3
bulan. Pihaknya harus menyiapkan pendataan terhadap kendaraan layak
susbidi, proses pemasangan.
"Ini tergantung sosialisasi,
penyiapannya, kalau infrastrukturnya mendukung, termasuk duduk bersama
dengan pemangku kepentingan lain seperti Pertamina. Tapi bisa butuh
waktu 6 bulan, kalau infrastruktur belum cukup," katanya.
Arief
menambahkan konsep pembatasan berdasarkan kapasitas mesin mobil seperti
saat ini yang diwacanakan untuk 1.300 cc ke atas, prinsipnya tak memakai
smart card pun bisa dilakukan. Caranya, pelayan SPBU bisa melakukan
kontrol secara manual dengan memperhatikan tahun pembuatan atau pun
kapasitas mesin kendaraan saat pengisian BBM.
"Kalau secara
visual bisa, sepanjang itu bisa dipercaya. Tetapi bagaimana dengan
pertanggungjawabannya sebagai bukti, seperti apa memberikan subsidi.
Kalau pakai smart card bisa terdata, saat pengisian BBM akan tercatat.
Jadi pertanggungan uang subsidi kepada publik lebih jelas," jelas Arief.
Sementara
itu Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
A. Qoyum Tjandranegara mengatakan teknologi stiker elektronik atau pun
smart card pada dasarnya sama. "Kira-kira sama atau beda-beda tipis
saja," kata Qoyum.
sumber : detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar